Senin, 19 Januari 2009

PANDUAN MEMILIH PEMIMPIN

Oleh : Akh. Muwafik Saleh

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu sebagai kekasih-kekasih/pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” Q.S At Taubah : 23

Syarat seorang pemimpin, menurut Imam Mawardi “Al ahkam ash shulthaniyyah wal wilaayaatu ad diiniyyah”. Mensyaratkan 7 hal :

1. Adil : mampu memposisikan secara benar dirinya dan memposisikan secara benar rakyatnya (umat), artinya jika umatnya beraga islam maka aturan islamlah yang akan dijadikan acuan bagi penyelenggaran dan pengelolaan sosial hukumnya.

2. Berilmu : memiliki kemampuan dalam mengelola negara dan masyarakat, secara cepat dan tepat dalam mengambil kebijakan yang tentunya berpihak pada umat.

3. Sehat : fisik maupun non fisik (lengkap panca indera), secara emosi matang, tidak mudah bersikap provokatif, tenang dalam bersikap dsb.

4. Tidak ada kekurangan pada anggota tubuhnya, sehingga tidak menghalanginya untuk bergerak cepat dan sempurna.

5. Memiliki Visi yang baik, sehingga dapat menciptakan kebijakan yang berpihak pada kepentingan dan kemashlahatan umat.

6. Memiliki keberanian dan sifat menjaga rakyatnya, sehingga mampu menciptakan suasana yang kondusif bagi stabilitas politik dan ekonomi.

7. Ia memiliki nasab dari suku quraisy.

Panduan dalam memilih pemimpin

1. Seorang Laki –laki, berdasar firman Allah :

Q.S.

2. Seorang muslim yang takwa dan taat, hal ini bisa terlihat dari indikator :

  1. perilaku keseharian
  2. ubudiyah
  3. kehidupan keluarganya

3. Dikenal :

  1. personalitinya
  2. visinya
  3. misinya
  4. platformnya

4. Keberpihakannya terhadap umat :

  1. dapat dilihat dati trade record dalam kurun waktu yang panjang tentang keberpihakannya dan kebijakannya selama dia berkuasa / menjabat khususnya keberpihakannya pada umat.
  2. Tidak pernah menyakiti umat
  3. Aspiratif terhadap umat
  4. Logika realitas politik (AS) : siapapun yang dimusuhi AS pasti mereka aspiratif terhadap umat. Bentuk dimusuhi misal : dengan isu-isu HAM, character assasination, penciptaan opini negatif. Sedangkan mereka yang tidak cukup aspiratif terhadap umat tentu akan sangat didukung dalam bentuk : dukungan dana, penciptaan opini positif, akses media dsb.

5. mengutamakan Iman (Agama) daripada kekafiran.

Tidak ada komentar: