Senin, 19 Januari 2009

Melayani dengan hati nurani


MELAYANI DENGAN HATI NURANI
SPIRITUAL SERVICE EXCELLENT
Oleh : Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si.

Budaya melayani secara prima adalah salah satu wujud dari bersihnya hati. Hati yang selalu siap menerima keberadaan orang lain dan hati yang selalu menggelorakan nilai-nilai kebaikan sehingga selalu mengobsesikan dirinya untuk dapat memberikan yang terbaik dan bermanfaat untuk orang lain dan inilah hakekat dari fitrah, yaitu kecenderungan kuat untuk selalu berbuat kebaikan dan kesucian. Bagi seorang muslim, sekurang-kurangnya mengucapkan “iyyaka na’budu” (hanya kepadaMU kami menyembah/menghamba) sebanyak 17 kali sehari dalam ibadah solatnya, maka setidaknya kalimat ini perlu kita renungkan makna dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Na’budu artinya adalah menyembah ssebagai wujud penghambaan diri. Menghamba berarti menjadi seorang hamba, yaitu selalu memiliki kesadaran dengan penuh keikhlasan untuk melayani, sebagaimana seorang hamba sahaya yang selalu melayani tuannya.
Menarik untuk disimak, pernyataan “iyyaka na’budu” diungkapkan dengan bentuk dhamir (kata ganti) jamak, “Na’budu” (kami menyembah/mengabdi), bukan “a’budu” (aku mengabdi). Ada unsur kebersamaan. Dalam melayani, ego keakuan kita tanggalkan lalu kita gantikan dengan rasa kebersamaan (saling melayani) dan berarti kita sadar bahwa dengan melayani berarti kita telah menjadi lebih bermakna dengan kehidupan. Mampu memberikan kemanfaatan bagi yang lain, sehingga orang lain betul-betul merasakan keberadaan kita yang tidak hanya sekedar ada. Kita sadar bahwa: “Kita ada karena kita melayani, dan siapapun di luar diri kita berhak mendapatkan pelayanan terbaik dari kita (Customer). Bersedia melayani berarti memberikan yang terbaik bagi orang lain. Pelayanan yang terbaik di saat kita mampu mengetahui apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan inilah yang dinamakan empati, yaitu kemampuan untuk menempatkan posisi diri pada apa yang dibutuhkan dan dirasakan oleh orang lain. Empati adalah inti dari pelayanan prima. Sedangkan mendengarkan dan merasakan adalah inti dari pada empati itu sendiri.
Toto Tasmara (1987) mencoba memberikan makna secara kreatif dari kepanjangan SERVICE, yaitu sebagai berikaut:
S (Self Awareness and Self Esteem); menanamkan kesadaran diri bahwa melayani adalah bagian dari citra diri sebagai seorang muslim dalam menjalankan misinya dalam kehidupan. Ia sadar bahwa ia ada karena melayani. Ia mempunyai harga karena mampu memberikan makna bagi kehidupan melalui pelayanannya tersebut. Ia sadar, tidak mungkin seorang dapat melayani tanpa memperhatikan martabat orang lain.
E (Empathy and Enthusiasm); lakukanlah empati dan layanilah dengan penuh antusias. Sikap ini akan membrikan efek batin bagi diri anda dan orang lain yang anda layani.
R (Reform and Recover); Berusaha untuk lebih baik dan lebih baik lagi, dan selalu memperbaiki dengan cepat setiap ada keluhan/sesuatu yang bisa merusak pelayanan anda.
V (Victory and Vision); Melayani berarti ingin merebut hati dan membawa misi untuk membangun kemenangan bersama. Dalam melayani, kita harus memiliki pandangan kedepan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu.
I (Inisiatif, Impressive and Improvement); Milikilah inisiatif yang tinggi, memiliki kepekaan untuk mengawali dalam melayani, memberikan pelayanan yang mengesankan dan selalu berusaha untuk meningkatkan perbaikan dalam pelayanan.
C (Carl, Cooperativeness and Communication); Tunjukkan perhatian yang sangat mendalam dan kembangkanlah nilai-nilai yang mampu memberikan kerja sama. Ambillah komitmen sebagai jembatan emas untuk menumbuhkan sinergi dan keterbukaan.
E (Evaluation and Empowerment); Lakukanlah penilaian, perenungan dan upayakanlah selalu untuk memberdayakan seluruh aset yang ada pada diri anda.
Empati sebagai inti pelayanan terbaik (service excellent) haruslah mampu menjadi bagian dari setiap perilaku anda dalam berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, untuk membangun kemampuan empati kepada orang lain, cobalah anda berempati pada diri anda sendiri dengan menangkap pesan yang ada pada tubuh anda. Berikut tips untuk membangun empati antara lain:
  1. Telinga; Latihlah kemampuan diri anda untuk mendengarkan keinginan dan harapan orang lain, keluhan-keluhan orang lain. Karena sesungguhnya dengan mendengarkan keinginan mereka anda akan lebih banyak mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi (sebagai modal diagnosis awal). Sehingga memudahkan anda menemukan solusinya. Dengan mendengar membuat anda dapat memahami orang lain lebih baik. Sedangkan bagi orang lain, mereka merasa dihargai serta mampu membangun pengakuan dalam diri mereka.
  2. Mata; milikilah kemampuan untuk melihat secara jeli apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh orang lain dan belajarlah dari setiap pengalaman serta terbukalah terhadap masukan karena hal itu memudahkan bagi anda dalam melayani orang lain, lihatlah kelebihan orang lain, berikan perhatian pada orang lain dengan sungguh-sungguh, lalu munculkan padanya kasih sayang pada mereka dan berikan pelayanan dengan penuh cinta.
  3. Hati; rasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan mereka. Hidupkan hati anda dengan cinta dan keikhlasan dalam memberikan pelayanan kepada orang lain. Dengan berkomitmen bahwa pelayanan yang anda berikan adalah wujud dari keimanan anda yang mendalam serta wujud dari kefitrahan diri anda yang suci dan bersih.
  4. Akal/rasio; hadirkanlah selalu dalam pikiran anda tentang orang lain (customer). Buang jauh-jauh egoisme diri anda dalam memberikan pelayanan kepada orang lain. Sesungguhnya wilayah pengakuan terhadap diri kita sangatlah ditentukan oleh wilayah berfikir anda. Jika anda selalu berfikir tentang diri anda maka hanya andalah yang mengakui diri anda, jika yang selalu anda fikirkan adalah keluarga maka wilayah pengakuan terhadap diri anda adalah sebatas keluarga itu, begitu pula seterusnya. Berfikirlah selalu bagaimana agar diri anda dapat menjadi bagian dari solusi bukan masalah, sehingga keberadaan anda menjadi sangat berarti bagi kehidupan.
  5. Tangan; ulurkan tangan anda untuk memberikan bantuan akan persoalan yang dihadapi oleh orang lain. Biasakanlah diri anda untuk memberi terlebih dahulu perhatian, bantuan dan pelayanan kepada orang lain. Jangan bersikap ingin memperoleh atau mendapatkan sesuatu sebelum anda memberikannya terlebih dahulu.
  6. Kaki; gerakkanlah kaki anda untuk melangkah dalam kehidupan ini guna memberikan contoh teladan yang baik bagi rekan-rekan anda dalam melayani orang lain. Yakinlah diri anda bahwa sikap keteladanan adalah yang paling utama dalam mempengaruhi orang lain. Ingatlah sebuah ungkapan “Action Speak Leader Than Words” (satu perbuatan yang anda lakukan dan anda contohkan jauh lebih bermakna daripada seribu kata-kata yang anda ucapkan). Jadikan keteladanan menjadi bagian terpenting terhadap anda. Biarlah rekan-rekan melihat anda melalui perbuatan anda. Ingatlah selalu ungkapan ini. Berkatalah dengan perbuatan jangan berbuat hanya dengan kata-kata, atau yang sering orang katakan dengan NATO (No Action, Talk Only).
Berkenaan dengan hal-hal di atas Allah berfirman dalam Al Qur’an, Q.S. 17 Al Isra’ 36
“….Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”.

Sedangkan bagi mereka yang memiliki hati, telinga dan mata namun tidak dipergunakan dan tidak diaktifkan untuk menerima kebenaran dan menyebarkan kebaikan, Allah SWT mengancamkannya dengan firmanNYA :
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, (yaitu) mereka yang memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’Raaf 7:179)

Dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi orang lain, cobalah anda berpegang pada beberapa prinsip pelayanan dan empati sebagaimana berikut:
a. Jadikanlah melayani sebagai bagian dari ibadah anda. Setiap perbuatan baik sekecil apapun selama diniatkan untuk mendapatkan ridha dari Allah adalah berbuah pahala dan bernilai ibadah. Melayani merupakan wujud taqwa (tanggung jawab) kita terhadap keimanan kita. Seorang yang beriman akan selalu merasa bahwa dirinya dilihat dan dinilai oleh Allah (sikap ihsan) sehingga terobsesi untuk selalu menampilkan yang terbaik karena Allah hanya menerima yang terbaik saja (ahsanu ‘amalan).
b. Layanilah dengan penuh keikhlasan, melayani tidak atas dasar kepentingan materi duniawi, keinginan untuk dihargai dan dihormati, harapan untuk dapat dinilai oleh orang lain atau pimpinan anda. Tapi sikap melayani hanya semata-mata untuk mendapatkan nilai dari Allah. Karena Allah hanya menilai amaliyahayang dilakukan dengan ikhlas.
c. Dahulukanlah kepentingan orang lain, di atas kepentingan pribadi anda. Karena itulah tanda kesempurnaan keimanan anda dan jadikanlah cinta sebagai prinsip dalam pelayanan anda. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Tidaklah (sempurna) keimanan salah seorang di antara kamu sekalian, sehingga ia mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Bukhari Muslim)

Hal ini berarti anda harus mampu menghargai orang lain sebagaimana diri anda ingin dihargai begitu pula. Anda harus mampu mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum anda ingin dimengerti dan bahagiakanlah orang lain terlebih dahulu maka anda akan mendapatkan kebahagiaan melebihi dari apa yang anda harapkan.
d. Yakinkanlah pada diri anda bahwa dengan memberi terlebih dahulu yang terbaik maka anda akan memdapatkan yang terbaik pula atau bahkan lebih baik lagi. Ingatlah prinsip “salam”. Bagaimana mungkin anda akan mendapatkan jawaban doa keselamatan “wa’alaikum salam” (kepadamu keselamatan) kalau anda tidak mengawalinya memberikan/ mengucapkan salam “Assalamu ‘alaikum” terlebih dahulu?
e. Tampilkan sikap dan performan yang simpatik terhadap setiap orang dengan penuh senyum dan wajah penuh ceria, sebagaimana dalam sebuah syair Raihan:
Manis wajahmu kulihat di sana
Apa rahasia yang tersirat
Tapi zahirnya dapat kulihat
Mesra wajahmu dengan senyuman
Senyuman...
Senyum tanda mesra
Senyum tanda sayang
Senyumlah sedekah yang paling mudah
Senyum di waktu susah tanda ketabahan
Senyuman itu tanda keimanan
Senyumlah... ...
Hati yang gundah terasa tenang
Bila melihat senyum diri kan tenang
Tapi senyumlah seikhlas hati
Senyuman dari hati jatuh ke hati

Senyumlah seperti Rasulullah
Senyumnya bersinar dengan cahaya
Senyumlah kita hanya kerana Allah
Itulah senyuman bersedekah

Itulah sedekah paling mudah
Tiada terasa terhutang budi
Ikat persahabatan antara kita
Tapi senyum jangan disalah guna

Senyum... ...
Senyumlah kita

Senyumlah... ...
Senyumlah penawar duka
Senyumlah penyejuk hati

Tidak ada komentar: