Senin, 19 Januari 2009

BERKOMUNIKASI DENGAN HATI NURANI

( COMMUNICATION BY HEART)

Oleh :

Akh. Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si.*

Pernahkah kita evaluasi tentang bagaimana cara kita berkomunikasi dengan orang lain selama ini?, apakah kita pergunakan perasaan saat berkomunikasi dengan orang lain, misalkan saat anda menulis kalimat SMS pada rekan atau kolega anda. Apakah telah anda rasakan terlebih dahulu kalimat yang anda tulis tersebut? Nyamankah atau tidak saat dibaca oleh orang lain? Menyinggung perasaan dia atau tidak?. Begitu pula saat anda berkomunikasi, pernahkah anda rasakan setiap kalimat yang anda ucapkan, sikap-sikap yang anda tampilkan. Apakah semua itu nyaman bagi orang lain atau tidak?.

Persoalannya kenapa kita harus hidupkan hati dalam berkomunikasi ?. Terdapat beberapa alasan mengapa hati perlu kita hidupkan dalam berkomunikasi dengan orang lain, yaitu : pertama, bahwa setiap orang tidak hanya memiliki akal rasionalitas tapi juga hati yang berfungsi utuk merasakan dan menimbang sesuatu. Sehingga seiap kata atau sikap tidak hanya tangkap oleh akal namun juga akan diolah oleh rasa. Apakah kata-kata itu nyaman atau tidak. Sebagaimana mungkin suatu ketika rekan anda sedang menyembunyikan sesuatu ataupun berbohong pada anda, lantas anda merasakan ada sesuatu yang tidak beres dari apa yang dia katakan. Pertanyaannya, apakah pada saat anda mencurigai dia sedang menyembunyikan sesuatu dari ucapannya tersebut yang anda pergunakan untuk menilai adalah kemampuan akal rasionalitas anda semata? atau bahkan perasaan anda?. Tentu yang kedualah yang anda pergunakan, bukan?. Kedua, kata-kata adalah cerminan isi hati seseorang. Ibarat hati sebuah gelas, maka kata-kata dan tindakan adalah tumpahan atas air yang dituangkan pada gelas tersebut. Untuk itu sesungguhnya kata-kata atau sikap adalah informasi tentang diri anda, tentang siapa anda dan bagaimana karakter anda. Sebuah pesan akan membangun citra diri anda. Ketiga, sebagaimana dalam prinsip komunikasi bahwa setiap tindak komunikasi kita berpotensi komunikasi dan setiap orang berpeluang untuk menginterpretasi setiap pesan yang kita produksi dan kita komunikasikan.

Bagaimana menghidupkan hati dalam berkomunikasi? Beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah dengan membangun kepekaan atau sensitifitas diri kita terhadap sikap-sikap orang lain. Dengan mencermati bahasa tubuh orang lain saat mereka berinteraksi dengan kita. Apakah mereka antusias dan perhatian saat berinterkasi dengan ita atau bahkan sebaliknya kurang nyaman dan defensif?. Sikap-sikap bahasa tubuh tersebut menjelaskan tentang apa yang sedang terjadi dalam pikiran mereka saat berkomunikasi dengan anda atau orang lain. Karena bahasa tubuh adalah sebagai penjelas dan peneguh atas pesan-pesan verbal yang diproduksi oleh seseorang. Kemudian perlihatkan kepedulian anda terhadap orang lain pada hal-hal sekecil apapun yang dilakukannya. Misalkan pada saat dia sedang butuh sesuatu, maka tanyakan dan penuhilah kebutuhanya tanpa harus dia memintanya. Karena dengan hal seperti ini anda akan dapat mempengaruhi orang lain berdasarkan kebutuhan mereka. Selanjutnya Optimalkan indera anda dalam mengamati sikap dan tindakan komunikasi orang lain. Dengarkan dengan penuh antusias setiap perkataan mereka, jadilah pendengar yang baik. Mendengar secara aktif dan penuh perhatian. Lihat dan cermati dengan teliti sikap dan bahasa tubuh mereka tentang apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan. Rasakan perasaan mereka dengan penuh empati. Bantu kebutuhan mereka tanpa harus terlebih dahulu mereka mengungkapkannya. Dan mulailah dari diri anda untuk memulainya dan lakukan mulai dari al-al yang kecil maupun yang anda anggap sepele.

WUJUD KOMUNIKASI DENGAN HATI (COMMUNICATION BY HEART)

1. Bersedia mendengarkan

Berkomunikasi dengan menggunakan hati membutuhkan kesediaan untuk mendengarkan orang lain dengan lebih baik. Kemampuan mendengarkan adalah kemampuan pertama yang harusnya dimiliki oleh setiap orang sebelum mereka menjadi pembicara yang handal. Karena tidak sedikit orang pandai berbicara namun memiliki kemampuan yang rendah dalam mendengarkan dan hal ini akan mengakibatkan pada tingkat simpati yang diberikan orang lain terhadap dirinya menjadi lemah. Terdapat beberapa manfaat bagi anda apabila mau mendengarkan orang lain, yaitu antara lain :

Menjauhkan anda dari kesukaran.

· Memberitahukan kepada anda apa yang sedang terjadi.

· Membuat diri anda lebih kompeten

· Membuat diri anda tampak cerdas

· Meningkatkan keampuhan anda

· Membantu anda memahami orang lain

· Memenangkan perhargaan

· Negosiasi bagi anda

· Mengurangi rasa marah pada orang lain

· Membangun pengakuan dalam diri orang lain

· Mengantarkan cinta dalam hidup anda

Untuk menjadi pendengar yang baik tentu anda perlu melatihkannya. Karena mendengar membutuhkan kesabaran ekstra. Sabar untuk menahan keinginan untuk mengungkapkan sesuatu, karena pada prinsipnya manusia memiliki sifat dasar ingin selalu berbicara. Misalya disaat rekan anda menceritakan tentang peristiwa tabrakan yang dilihatnya tadi malam, tentu seketika pula anda ingin menceritakan persoalan serupa yang mungkin anda pernah mengetahuinya.

Hal yang dapat dilakukan oleh anda untuk melatihkan kemampuan mendengar adalah sebagai berikut :

· Diam, karena anda anda tidak mungkin bisa mendengarkan perbincangan orang lain dengan baik jika anda turut berbicara.

· Sadarilah bahwa mendengarkan adalah sesuatu yang anda lakukan demi sukses pribadi

· Bersedia mendengarkan lebih baik

· Mengurangi rasa mementingkan diri sendiri

· Siaplah untuk mendengarkan

· Berikan konsentrasi lebih besar kepada pembicara

· Amati isyarat non verbal

· Tahan nafsu anda untuk mengungkapkan

· Jangan rencanakan tanggapan anda ketika orang sedang bicara

· Berusahalah pahami perasaan pembicara

· Tatap wajahnya dan Berikan anggukan kepala anda dengan meyakinkan

· Hadapkan seluruh tubuh anda pada pembicara

2. Memberi kesempatan orang lain untuk berbicara

Berilah kesempatan kepada orang lain untuk mengungkapkan ide, pikiran dan maksud-maksudnya tanpa harus anda potong perbincangan. Dengan begitu akan memudahkan anda mengetahui lebih banyak apa yang diinginkan oleh orang lain dan memudahkan bagi anda untuk memenuhinya pula.

3. Bersikap antusias dengan lawan bicara

Antusiasme adalah penghargaan yang anda berikan pada orang lain. Antusiasme adalah virus yang anda tularkan agar orang lain pun bersikap antusias saat berinteraksi dengan anda. Sikap antusiasme adalah sikap penuh gairah, gembira,semangat yang menyala-nyala, berapi-api yang muncul dalam diri secara internal. Sikap antusiasme anda akan menjelaskan tentang bagaimana anda menghargai hidup anda dan menghargai orang lain serta membuat orang lain merasa diperhatikan dan dihargai. Salah satu bentuk sikap antusiasme saat berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain misalnya, mengarahkan posisi tubuh pada lawan bicara saat berbicara, mengembangkan senyuman tulus dengan bibir simetris dan terus mempertahankannya selama berkomunikasi, melakukan kontak mata langsung penuh perhatian serta menganggukkan kepala tanda persetujuan dan perhatian, memberikan ungkapkan “ya” tanda keseriusan serta memelihara kekaguman anak-anak dalam diri anda saat berinterkasi dengan orang lain.

4. Tampilkan wajah bersahabat. Wajah bersahabat tampak dari senyuman anda dengan setiap orang. Dalam hadist nabi menyebutkan dengan istilah wajah yang berseri-seri sebagai bagian dari shadaqah yang dapat anda berikan pada setiap orang.

5. Jadikan diri anda aman & nyaman bagi orang lain.hal ini bisa anda amati dan rasakan dari setiap pesan yang anda produksi dan disampaikan pada orang lain saat berinteraksi.

6. Pilih & rasakan setiap kata yang diucapkan. Memilih kata-kata dan sikap adalah langkah awal sebelum anda berkomunikasi. Pemilihan kata dan sikap perlu disesuaikan dengan tema dan karakter pada masing-masing orang. Karena terdapat orang yang sangat peka dengan kata-kata ada pula yang tidak. Misalnya pada saat anda bergurau dengan orang lain, terkadang ada orang yang menanggapi dan menginterpretasi dengan cara berbeda seperti yang anda maksudkan. Untuk itu pengenalan terhadap karakter kepribadian lawan bicara anda menjadi informasi penting dalam persoalan ini.

7. Bicara yang penting dan bermanfaat. Nilai efektifitas komunikasi yang kita lakukan tidaklah semata dilihat pada sejauh mana pesan yang disampaikan dapat dipahami dan mempengaruhi orang lain, melainkan juga pada tingkat kualitas dari pesan yang anda sampaikan, apakah mampu memberikan manfaat bagi orang lain atau tidak sama sekali. Informasi yang anda sampaikan penting atau tidak, atau hanya sekedar basa-basi, lebih-lebih bicara yang penuh dengan kebohongan dan kejelekan yang berdampak negatif bagi orang lain. Tentunya tema perbincangan yang terakhir harus kita jauhi karena tidak memberikan manfaat sedikitpun pada diri kita dan orang lain. Serta dapat merendahkan kredebilitas kita sebagai pembicara (etos komunikator).

8. Tema perbincangan mampu menjadi ilmu dan dzikir bagi orang lain. Inilah mungkin yang perlu lebih banyak kita produksi saat kita berkomunikasi dengan orang lain, sehingga mampu menjadikan kita sebagai sumber informasi yang terpercaya dan membuat orang lain mendapatkan banyak kemanfaatan dari diri kita. Sehingga lebih dibutuhkan oleh orang lain.

9. Tulus dalam setiap ucapan dan tidak berpura-pua, diungkapkan secara jujur, keluar dari hati, serta menjauhkan dari kepentingan-kepentingan tersembunyi (hidden interest) dalam berinteraksi dengan orang lain. Karena keberpura-puraan dalam berkomunikasi akan dengan mudah ditangkap oleh orang lain melalui bahasa tubuh yang kita tampilkan. Untuk itu hal yang harus ditinggalkan oleh diri kita saat berkomunikasi dengan orang lain hádala sikap-sikap negatif sebagaimana berikut : Bicara yang sia-sia (termasuk guyonan yang berlebihan), Bicara yang engandug unsur dusta dan kebohongan, suka menyebarkan gosip, aib dan fitnah, informasi yang bertujuan untuk mengadu domba orang lain, menjelekkan dan merendahkan orang lain, Berlebihan dalam bicara (hiperbolis) serta Overdiscloser.

* Dosen Ilmu Komunikasi Facultas Ilmu Social Universitas Brawijaya. Pimpinan Lembaga Pelatihan INSAN DINAMI INDONESIA, bergerak dalam pelatihan Komunikasi, Kepemimpinan, Motivasi & Pengembangan Diri. Penulis buku : Spiritual Worker, Bekerja dengan Hati Nurani.

Tidak ada komentar: