Rabu, 29 Desember 2010

Pygmalion & Kekuatan Berpikir Positif

PYGMALION & THE POWER OF POSITIVE THINGKING
oleh : Akh. Muwafik Saleh


Pikiran positif kita akan mengarahkan diri pada apa yang kita pikirkan. Kesuksesan dan kebahagiaan seseorang itu bisa dikendalikan dan dicapai lewat pikiran yang positif. Napoleon hill mengatakan, Apabila kita berfikir kalah , maka akan kalah. Apabila kita berfikir tidak berani, maka tidak akan berani. Apabila kita ingin menang tapi tidak merasa yakin, boleh dikatakan kita tidak akan menang.
Apabila kita berfikir untuk rugi, kita telah rugi. Karena di dunia ini kita temukan sukses dimulai dari segalanya dalam pikiran. Apabila kita menganggap diri kita unggul, maka akan menjadi unggul. Kita harus bercita-cita tinggi untuk bangkit.
Kita harus merasa yakin terhadap d
iri sendiri, sebelum kita dapat memenangkan suatu hadiah. Perjuangan hidup tidaklah senantiasa memihak pada yang lebih kuat atau yang lebih cepat.Tapi cepat atau lambat, sang pemenang adalah orang yang berfikir dia pasti menang. Karena segalanya ada dalam pikiran kita. Pikiran positif kita terhadap sesuatu adalah modal awal untuk menggapai sukses. Pikiran positif akan mendorong munculnya energi positif yang mampu melahirkan sikap-sikap positif yang mengarahkan pada penca
paian harapan.
Cerita berikut mengilustrasikan bagaimana kekuatan berpiki
r positif bekerja. Sebutlah Amir akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, namun kepercayaan dirinya rendah, dan dia menganggap dirinya gagal dan tidak layak memperoleh kesuksesan, ia merasa yakin bahwa ia tidak akan mampu menjawab soal-soal ujiab tersebut. Ia memiliki pikiran negatif terhadap dirinya sendiri, dan percaya bahwa peserta yang lain lebih baik dibandingkan dirinya. Amir memperoleh sikap ini karena pengalaman buruk yang ia peroleh dari pengalaman latihan ujian yang pernah ia ikuti sebelumnya.
Pikirannya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif dan rasa takut atas pekerjaan tersebut selama satu minggu penuh sebelum ia akan ujian. Ia yakin ia akan gagal. Pada hari ujian ia bangun terlambat, rasa takutnya menjadi kenyataan. Ia berangkat terburu-buru sehingga perlengkapan ujian tertinggal sehingga ia harus pinjam pada peserta lainnya.
Selama ujian, ia merasa tegang, menunjukkan sikap negatif, ia masih terpikir dengan perlengkapan ujiannya yang tertinggal di rumah dan merasa lapar karena ia tidak memiliki cukup waktu untuk sarapan. Semua hal ini menyebabkan pikirannya teralihkan dan sulit baginya untuk fokus pada ujian. Sikapnya secara keseluruhan menimbulkan kesan yang buruk, dan sebagai akibatnya rasa takutnya menjadi kenyataan dan tidak mampu mengerjakan soal itu dengan baik.
Ajral juga mengikuti ujian yang sama, namun ia menyikapinya secara berbeda. Ia merasa yakin bahwa ia mampu menghadapi ujian tersebut dengan baik. Satu minggu sebelum ujian, ia sering memvisualisasikan dirinya sukses menghadapi ujian tersebut.
Malam hari sebelum ujian, ia menyiapkan segala perlengkapan yang akan ia bawa dan tidur lebih awal dari biasanya. Pada hari ujian, ia bangun lebih awal dari baiasanya, sehingga ia memiliki cukup waktu untuk sarapan, lalu tiba di tempat ujian sebelum jadwal ujian dimulai. Ia dapat melewati ujian tersebut karena ia berpikir positif terhadap hal-hal yang ia lakukan. Tentunya ia juga memiliki kesempatan yang sama sebagaimana Amir.
Apa yang bisa kita pelajari dari dua cerita tersebut? Apakah ada sihir yang digunakan dalam cerita tersebut? Tidak, semuanya merupakan hal yang alami. Jika kita memiliki sikap yang positif, sikap-sikap tersebut akan menghasilkan perasaan-perasaan yang positif, gambaran-gambaran yang konstruktif, dan kita akan melihat dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan. Hal ini akan memberikan pencerahan, lebih banyak kekuatan, dan kebahagiaan. Diri kita juga akan memancarkan kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Bahkan pikiran positif juga akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan bagi kita. Kita berjalan tegak dan suara kita lebih berwibawa. Bahasa tubuh kita menunjukkan perasaan kita. Semua pikiran positif tersebut pada akhirnya bermuara pada satu tujuan yaitu tercapainya segala apa yang diinginkan. Pikiran positif itu sesungguhnya wujud dari keyakinan kita atas segala pertolongan yang akan diberikan Allah. Semakin kita berpikir positif, berarati semakin kita memberikan kepercayaan pada Allah untuk membantu jalan kita. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist bahwa keputusan Allah seirama dengan pandangan positif hambanya.
Terdapat beberapa cara untuk membangun kondisi yang dapat mengantarkan pada budaya berfikir positif , antara lain :
1. Mengedapankan melihat kelebihan dari pada kekurangan
2. Banyak syukur dibandingkan kufur
3. Melatih diri untuk belajar bersabar atas segala realita yang ada (sabar dinamis aktif).
4. Membiasakan diri untuk menemukan hikmah (learning point) dibalik setiap peristiwa yang dialami.
5. Berserah diri serasa meyakini bahwa kondisi riil yang dialami pada saat ini adalah realitas yang terbaik.
Untuk merubah pikiran kita menjadi lebih positif, maka diperlukan latihan dan kemauan untuk merubah diri kita karena sikap dan pola pikir tidak dapat berubah dalam sekejap.
Perhatikan beberapa tips berikut, pikirkan keuntungan yang akan anda peroleh dan ajaklah diri anda untuk mencobanya. Kekuatan pikiran merupakan kekuatan dahsyat yang selalu membentuk kehidupan kita. Proses pembentukkan biasanya dilakukan di dalam pikiran bawah sadar kita, namun sangatlah mungkin untuk melakukan proses tersebut secara sadar. Meskipun usulan tersebut terdengar cukup aneh, cobalah untuk melakukannya, karena anda tidak akan merasa rugi; sebaliknya anda akan memperoleh banyak hal. Acuhkan apapun pendapat orang lain tentang diri anda ketika anda mengubah pola pikir anda.
Selalu visualisasikan situasi yang menguntungkan dan bermanfaat bagi anda. Gunakan kata-kata positif dalam suara hati anda atau ketika anda berbicara dengan orang lain. Tersenyumlah sedikit lebih banyak, karena senyuman akan membantu anda untuk berpikir lebih positif. Abaikan perasaan malas atau keinginan untuk berhenti. Jika anda bertahan, anda akan berubah pola pikir anda.
Saat pikiran negatif memasuki pikiran anda, anda harus mewaspadainya dan menggantikan pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih konstruktif. Pikiran negatif akan mencoba memasuki pikiran anda lagi, dan sekali lagi anda harus menggantikannya dengan pikiran positif. Seakan-akan anda dua gambar di depan anda, dan anda memilih untuk melihat salah satu gambar tersebut dan mengabaikan gambar yang lain.
Jika tiba-tiba merasakan perlawanan dari dalam diri anda ketika anda berusaha mengganti pikiran-pikiran negatif tersebut, jangan menyerah. Tetap fokuskan diri anda pada pikiran-pikiran yang positif dan menyenangkan. Alihkan segala pikiran negatif itu dengan mengubahnya menjadi positif misalnya dengan mencari hal-hal lain yang bersifat empatik dibalik persoalan yang dihadapi.
Suatu kisah pada masa yunani kuno, terdapat seorang terkenal yang membiasakan hidupnya dengan cara berpikir yang positif. Seseorang itu adalah Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memkitang segala sesuatu dari sudut yang baik. Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.” Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”. Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”
Itulah pola pikir Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.” Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani. Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif.
Belajar dari kisah di atas, maka teruslah untuk berusaha berpikir positif. Pikirkan hasil serta situasi yang menguntungkan anda, dan keadaan akan berubah sesuai dengan pikiran anda. Perubahan ini tentunya membutuhkan waktu, namun pada akhirnya perubahan akan terjadi. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif. Misalnya, Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita. Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Berpikir positif terhadap sesuatu diyakini mampu mendorong terwujudkan segala apa yang dipikirkan. Artinya apabila kita berpikir positif kita akan menarik sesuatu yang positif pula untuk diwujudkan. Demikian sebaliknya, jika kita berpikir negatif maka kita akan menarik realitas negatif hadir dalam kehidupan kita. Dan inilah yang disebut dengan hukum tarik menarik kehidupan atau the universal law of attraction. Hukum ini mengatakan bahwa sesuatu akan menarik hal yang sejenis dengannya. Jika kita berpikir bahwa kita akan berhasil dalam menghadapi ujian, maka kita telah menarik keberhasila itu menjadi realitas sesungguhnya yang akan terjadi. Jika kita berpikir gagal maka kecil kemungkinan kita akan mampu menarik kesuksesan dalam hidup kita.
Metode lain yang bisa kita lakukan untuk menghadirkan cara pikir positif dalam diri kita adalah dengan melakukan afirmasi berulang-ulang. Afirmasi merupakan metode yang menyerupai visualisasi, secara lebih kreatif, dan keduanya bisa digunakan secara bersamaan. Afirmasi adalah menjejali pikiran kita dengan kata-kata positif sebagaimana yang kita harapkan, misalnya dengan selalu mengatakan bahwa saya pasti berhasil menghadapi ujian ini. Kalimat ini diulang-ulang terus dalam pikiran kita sehingga mampu melahirkan energi rasa percaya diri yang luar biasa dalam diri kita. Cara seperti ini disebut juga dengan metode The Repeat Power Energy.
Dalam agama Islam metode ini menyerupai dengan dzikir yang dibaca secara berulang-ulang dengan menyebutkan sebuah kalimat thayyibah atau asmaul husna tertentu. Cara ini dapat dipadukan dengan melakukan visualisasi kesuksesan dengan cara membayangkan titik kesuksesan yang kita harapkan, seakan-akan kita telah mencapai sukses itu. Misalnya sukses ujian, maka kita membayangkan dalam pikiran bahwa kita melihat pada papan pengumuman nama kita tertera disana, kemudian kita merayakan kebahagiaan itu dengan teriakan dan senyuman. Demikian pula disaat kita membayangkan hal tersebut, bibir kita mengembangkan senyuman bahagia seakan hal itu benar-benar telh terwujud. Berpikirlah seakan-akan kita telah sampai pada tujuan kita. Stephen Covey menyebutnya dengan begin with the end in mind, memulai dengan tujuan akhir dalam pikiran.

Tidak ada komentar: