Sabtu, 25 Desember 2010

THE POWER OF DREAM (KEKUATAN MIMPI)

KEKUATAN MIMPI
Oleh : Akh. Muwafik Saleh



Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, demikianlah salah satu lirik lagu Laskar Pelangi. Tidak ada suatu perubahan besar, kecuali awalnya selau bermula dalam mimpi. Demikian apa yang pernah dikatakan oleh seorang filsuf. Mimpi adalah sebuah bayangan dalam benak tentang apa yang ingin diraih. Mimpi mengarahkan orang pada gambaran masa depan yang ingin dicapai (visi). Seorang yang memiliki visi harus mampu untuk berfikir besar dan positif terhadap masa depannya. Sejarah perubahan dan perkembangan dunia selalu bermula dari mimpi-mimpi besar para sang pemimpi. Namun yang perlu dingat bahwa mereka tidak hanya sekedar pandai bermimpi melainkan juga memiliki kemaua
n keras untuk mewujudkan mimpi itu menjadi sebuah kenyataan. Lihatlah para olahragawan hebat dunia, mereka tidak hanya pandai memimpikan suatu kemenangan besar sebagai sang juara (the Winner) , memang pada awalnya mereka mungkin memimpikan hal-hal yang (tampaknya) mustahil karena itu mereka harus berlatih siang malam dengan semangat yang luar biasa tanpa kenal lelah selanjutnya menampilkan pertarungan yang terbaik disaat bertanding tanpa mengenal gentar sedikitpun sehingga jadilah dia pemenang sejati (The Real Winner).
Marilyn King (mantan atlet Panca-Lomba Olimpiade Amerika) mengatakan bahwa “Astronot, atlet Olimpiade dan eksekutif perusahaan punya tiga hal kembar : pertama, mereka punya suatu yang sangat berarti bagi mereka; suatu yang benar-benar ingin mereka lakukan. Kami menyebutnya gairah. Kedua, Mereka memandang tujuan dengan jelas, dan mengimajinasikannya secara ajaib. Karena tujuan tersebut tampak begitu kuat, mereka membayangkan menapaki langkah-langkah kecil dalam perjalanan menuju tujuan itu. Kami menyebutnya visi. Ketiga,  akhirnya, mereka melakukan sesuatu setiap hari, sesuai dengan rencana yang akan membawa mereka selangkah lebih dekat ke mimpi mereka. Kami menyebutnya Aksi.. Gairah + Visi + Aksi = keberhasilan, inilah persamaan keberhasilan kita”.
Oleh karena itu ketiga komponen ini harus secara bersamaan ada dan bersemayam dalam diri anda disaat anda ingin menggapai puncak prestasi. Karena Jika anda hanya punya gairah (semangat yang menggebu-gebu) dan visi (cita-cita besar) namun minus aksi, maka sebenarnya anda sedang melamun. Selanjutnya, jika anda punya visi dan aksi namun minus gairah maka anda akan selalu serba tanggung dalam melakukan sesuatu karena tiada pendorong dan motor untuk menggerakkannya. Begitu pula, jika anda punya gairah dan aksi namun tanpa visi maka yakinlah bahwa anda hanya akan sampai ditempat yang keliru, karena anda tidak menetapkan kemana arah tujuan perjalanan kehidupan yang akan anda capai. Anda hanya akan diombang-ambingkan oleh ombak besar kehidupan dan ambisi buta anda sendiri.
Apa yang akan anda raih jika anda tidak memiliki obsesi dan impian ?. banyak karya dan penemuan besar berasal dari sebuah mimpi. Mimpi itulah yang menggerakkan seseorang  untuk selalu bersemangat  dalam penciptaan karya. Armand Petitjean, seorang pakar parfum dan kosmetik yang mendapat julukan “tokoh parfum abad ke-20”, telah mencurahkan seluruh hidupnya demi mewujudkan mimpinya, yaitu memberi para perempuan hal-hal terindah melalui parfum. Sehingga ia menciptakan Lancome pada tahun 1935 dan menjadikan mawar sebagi simbol wewangian Lancome.
Mimpi orang menyebutnya pula denga imajinasi akan realitas yang ingin diraih dimasa yang akan datang. Imajinasi adalah gambaran dalam pikiran yang mampu menggerakkan sesorang mewujudkannya dalam realitas yang sesungguhnya. Mimpi atau imajinasi memiliki kekuatan yang luar biasa bagi nseseorang yang memiliki harapan akan masa depan. Karena dia akan mengarahkan langkah menuju impian imajinatif yang tergambarkan sejak lama dalam pikirannya. Untuk itu, jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi bukanlah gambaran kosong atau angan-angan tanpa isi. Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa. Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein pernah mengatakan, “Energi mengikuti imajinasi”. Tentu saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi Einstein mengamini hukum kekekalan energi. Dia sendiri mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi salah satu bahan bakar dari idenya itu.
Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran kita bekerja? Pada prinsipnya, perlu kita sadari, pikiran kita adalah sebuah magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita cita-citakan bahkan yang sekadar kita imajinasikan.
Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan. Mimpi menjadi seorang penulis hebat, misalnya, atau menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya. Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah kita pikirkan. Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang kekuatan imajinasi yang ingin saya ceritakan di sini. Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.
Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh tentara musuh dan dijebloskan ke penjara yang pengap dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong, dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan mental yang meletihkan baginya.
Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai berlatih mental. Setiap hari, dengan imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia berimajinasi secara detail. Dia melakukannya rata-rata empat jam sehari selama tujuh tahun.
Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari penjara. Namun, ada yang menarik saat dia mulai bermain golf kembali untuk pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa dia berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi, ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah, inilah kekuatan imajinasi itu.
Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland, seorang gadis yang bermimpi menjadi Miss America sejak kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi Miss Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up pertama. Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi hanya di posisi yang sama. Hati kecilnya mulai membisikkan dirinya untuk berhenti.
Bulatkan tekad
Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia pindah ke negara bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia terpilih menjadi Miss Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara diwawancarai setelah kemenangannya, Tara menceritakan bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali kalah di Florida.
Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun kemudian, dia membeli video dan semua bahan yang bisa dipelajari tentang Miss Pagent, Miss Universe, Miss America, dan sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali. Setiap kali melihat para diva meraih penghargaan tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi pemenangnya.
Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat dia ditanya apakah dia merasa canggung saat berjalan di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara Holland menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu.”
Seorang reporter menyela dan bertanya bagaimana mungkin dia sudah berjalan ribuan kali di panggung, sementara dia baru pertama kalinya mengikuti kontes. Tara menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di panggung itu…dalam pikiran saya.”
Dua kisah nyata di atas menceritakan tentang kekuatan imajinasi. Kita memujudkan apa yang kita lihat dalam pikiran kita. Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita imajinasikan itu.
Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut, tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita. Dengan kekuatan imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai yang kita cita-citakan.
Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir kita, I am the master of my fate. Stephen Covey dalam 7 Habits mengatakan kita membuat kreasi mental lebih dulu sebelum kreasi fisiknya.
Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin besar energi yang kita miliki untuk mewujudkannya. Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.
Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat casum, artinya imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Dengan demikian, jangan sia-siakan kekuatan imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan cita-citakan.
Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk mewujudkannya. Dalam aplikasi sehari-hari, dengan imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif yang akan kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan tindakan kita mulai mengarah pada apa yang kita bayangkan dan kita impikan. Oleh karena itu apabila kita kita ingin sukses dan berhasil dalam menjalani sebuah ujian apapun dalam hidup maka beranilah bermimpi untuk itu karena realitas akan tercipta sebagaimana yang kita mimpikan …the dreams will come true!

Tidak ada komentar: