Sabtu, 05 Februari 2011

SINOPSIS BUKU BELAJAR DENGAN HATI NURANI

SINOPSIS BUKU
100 % LULUS UJIAN, BELAJAR DENGAN HATI NURANI
oleh Akh. Muwafik saleh (penulis buku)
penerbit : Erlangga Jakarta 2011 (slide materi bisa klik disini : http://www.slideshare.net/insandinami/muwafik-belajar-dengan-hati-nurani)

Selama ini kita menganggap bahwa untuk lulus ujian 100% apapun bentuk ujiannya, misal, ujian hidup dengan beragam bentuk masalah kehidupan, ujian sekolah dan sebagainya hanyalah semata pekerjaan rasional, sehingga kita pun menyiapkan diri secara rasional pula. Di banyak sekolah kemudian anak-anak di-pressing untuk mengerjakan latihan tugas-tugas setiap hari, orang tua di rumah mulai membatasi ruang main anak dengan alasan persiapan ujian, diikutikan bimbingan belajar dan try out dan sebagala macam kesibukan rasional lainnya. Semua itu dengan alasan agar

bisa lulus ujian. Mereka tidak menyadari, apabila ruang rasionalitas yang lebih ditekankan maka akan melahirkan stress, perasaan tertekan, khawatir berlebihan dan semacamnya. Kita harus memahami bahwa lulus ujian hanyalah bagian kecil dari sebuah perjalanan serta hasil dari sebuah proses panjang. Dan semua kita, baik sekolah, keluarga atau masing-masing kita cenderung mempersiapkan diri untuk menghadapi realitas yang diinginkan namun jarang mempersiapkan diri untuk menghadapi realitas yang mungkin tidak sesuai harapan. Sehingga ada diantara mereka yang gagal ujian kemudian mengambil jalan pintas dengan bunuh diri, stress, gila, menyendiri dan sebagainya sebagaimana yang diberitakan di beb
erapa media massa.
Disinilah kemudian dua potensi kekuatan lainnya perlu dihadirkan, yaitu kekuatan emosional dan spiritual. Dua kekuatan ini adalah kekuatan terbesar yang ada dalam diri setiap insan. Jika rasionalitas hanya menempati ruang kecil dalam diri manusia, 12 % dari potensi yang sesungguhnya. Sementara potensi emosional dan spiritual menempati 88% dari seluruh potensi yang dimiliki. Sayangnya, sementara ini kita masih hanya menggunakan 12% dari potensi kita dan jarang menggunakan potensi besar sesungguhnya dan menenggelamkannya dalam realitas kehidupan.
Dalam dunia pendidikan, pendekatan pendidikan kita selama ini yang hanya mengandalkan pada kemampuan fisik dan intelektual belaka hanya akan melahirkan anak-anak yang pintar secara intelektual (logika, bahasa, hitungan) namun lemah dalam hal kemampuan pengembangan diri & sikap positif dan pemahaman nilai-nilai emosi (kerja sama, empati, kepemimpinan, tabah, sabar dsb). Sementara sebagian orang menganggap bahwa tolok ukur keberhasilan seorang anak adalah sejauh mana dia mampu mencapai nilai tinggi dalam mata pelajaran yang diajarkannya misalnya IPA, Matematika, Bahasa Asing dan sebagainya. Padahal kemampuan ini hanyalah sebagian kecil saja dari kunci kecerdasan dan keberhasilan seseorang. Hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa “kontribusi IQ (kecerdasan Intelektual) paling banyak sekitar 20 % saja terhadap keberhasilan hidup, sehingga 80 % sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain yaitu sekumpulan faktor yang disebut dengan kecerdasan emosional (EQ)” (Daniel Goleman dalam Emotional Intelligence).
Sekarang ini dikembangkan sebuah alat ukur. Banyak ditemukan bahwa orang-orang cerdas yang ber-IQ tinggi, hidupnya gagal. Di Amerika hal itu sering terjadi. Para psikolog heran, mestinya orang-orang yang cerdas itu dalam hidupnya berhasil, tetapi ternyata banyak yang gagal. Persentase orang yang bunuh diri bahkan banyak dilakukan oleh orang-orang yang ber-IQ tinggi. Persentase pengidap sakit jiwa juga didominasi oleh orang-orang yang kecerdasannya tinggi. Setelah mereka selidiki, ternyata bahwa kita salah mengukur kecerdasan itu. Kita harus mengukur bukan hanya IQ, tetapi juga harus mengembangkan emotional intelegence. Intelegensi emosional ialah kemampuan mengendalikan dirinya atau kemampuan mengendalikan emosinya. Ternyata yang lebih mendorong orang sukses dalam hidup bukan IQ, tetapi emotional intelegence sebagaimana diungkapkan oleh Daniel Goleman tersebut. Bahkan Danah zohar menemukan terdapat sebuah kecerdasan yang tertinggi yaitu Spiritual Quetion (SQ). Saya percaya apabila ketiga kecerdasan itu dipadukan tentu akan menghasilkan sebuah tingkat kecerdasan yang tertinggi yang akan mendorong keberhasilan pada puncak yang tertinggi pula, sebuah sukses tanpa batas (unlimited success)

FORMULA SUPER POWER (SpiritUal Power, Emotional & Rasional Power)
Untuk menggapai pintu sukses dan lulus 100%, maka membutuhkan sebuah energy besar untuk membukanya, energy ini haruslah mampu mengoptimalkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki. energy ini yang diyakini mampu menjadi kunci pembuka menuju pintu sukses tersebut. Yang saya formulasikan dalam istilah SUPER POWER yaitu 3 kunci kekuatan luar biasa (Super Power) yang apabila di optimalkan secara simultan dan integrative akan melahirkan suatu kekuatan besar untuk membuka pintu sukses lulus ujian 100% bahkan lebih. 3 kunci kekuatan luar biasa (Super Power) itu antara lain:
1. Spiritual Power (Sup)
2. Emotional Power (E)
3. Rasional Power (R)
Dengan mengoptimalkan ketiga potensi (Spiritual, Emotional dan Rasional) tersebut diyakini dapat menghasilkan kekuatan energi yang luar biasa untuk mendorong sukses. Namun, pada kenyataannya selama ini kita cenderung menggunakan salah satu atau salah dua dari potensi tersebut. sehingga kurang optimal dalam mendorong sukses. Kalaupun saat ujian seseorang dapat menyelesaikan dengan baik dan berhasil (lulus) namun terasa ada kekurangan spiritual ataupun emosional adalam dirinya. Dalam sebuah hasil penelitian di jelaskan bahwa seseorang yang cenderung menggunakan potensi rasionalitasnya saja, yaitu potensi yang mengoptimalkan gelombang otak beta, maka kecenderungan berpotensi melahirkan stress dan gelisah pada seseorang, berbeda dengan mereka yang juga mengoptimalkan otak alfa dan thetanya, yaitu gelombang otak ketenangan dan berpikir mendalam, sebuah gelombang otak yang sering dipergunakan oleh mereka-mereka yang mampu mengontrol emosi dan spiritualitasnya.
Namun bukan berarti bahwa kekuatan rasionalitas tidak berpengaruh bagi keberhasilan seseorang, melainkan sebaliknya. Yaitu apabila kita mampu mengoptimalkan keseluruhan potensi secara bersama-sama (holistic integrative) maka akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa (super power) dalam mendorong kesuksesan seseorang.
Ketiga kekuatan SUPER POWER tersebut terdiri dari beberapa kekuatan sikap, antara lain:
I. SpiritUal Power :
1. Kekuatan Doa dan Dzikir
2. Kekuatan Ridlo Orang Tua
3. Kekuatan Solat Malam
4. Kekuatan Ketawakalan
5. Kekuatan Ketaatan
6. Kekuatan Berbagi
II. Emotional Power :
1. Kekuatan Keyakinan
2. Kekuatan Motivasi
3. Kekuatan Berpikir Positif
4. Kekuatan Mimpi
5. Kekuatan Visualisasi Sukses
6. Kekuatan Pengulangan
III. Rational Power :
1. Kekuatan Potensi Otak
2. Kekuatan Optimalisasi Potensi
3. Kekuatan Alam Bawah Sadar
4. Kekuatan Gaya Belajar
5. Kekuatan Belajar Super (Super Learning)
6. Kekuatan Skala Prioritas

Apabila kita bisa mengoptimalkan ketiga potensi tersebut di atas dengan beberapa kekuatan sikap pada masing-masing potensi secara integral dan bersamaan maka hal ini diyakini mampu melahirkan sebuah kekuatan besar (super power) yang mendorong dan mengarahkan pada kesuksesan atas apapun yang kita cita-citakan khususnya dalam menghadapi ujian sehingga bisa lulus 100%.
Buku ini menghadirkan sebuah pemahaman dan cara dalam memunculkan dan mengoptimalkan potensi yang ada secara keseluruhan, untuk mendorong hasil maksimal yang diinginkan, lulus ujian 100% bahkan tidak hanya semata lulus dalam ujian namun mampu mendorong kesuksesan yang lebih besar, sukses tanpa batas, sukses dunia hingga akhirat. Fiddunyaa hasanah wa fiil aakhirati hasanah.
Tulisan ini didedikasikan untuk anda dan siapa saja yang sedang menghadapi ujian. Agar disaat menghadapi ujian, kita tetap tenang dan hati tetap damai. Karena berdamai dengan hati pada saat menghadapi ujian adalah kunci menemukan jalan keluar yang mudah. Ketenangan dan kedamaian adalah puncak dari perjalanan kejiwaan manusia. Inilah yang kemudian akan melahirkan kebahagiaan, sementara kebahagiaan adalah kekuatan yang membuat harapan anda bersinar mencapai bintang.
Dalam buku ini, selain berupa konsep-konsep pemikiran, saya juga melengkapinya dengan banyak cerita baik dari pengalaman pribadi saya sendiri atau cerita yang selalu saya sampaikan dalam memberikan pelatihan pada beberapa kalangan maupun cerita yang saya temukan dibeberapa tulisan baik buku dan internet. Hal ini untuk memudahkan anda para pembaca memahami konsep yang saya tulis dalam buku ini.
Selamat Membaca !

Tidak ada komentar: